Header Ads

Lorenzo kesulitan dengan Desmosedici dan minta Ducati untuk adopsi sasis Yamaha M1 ke motornya

Jorge Lorenzo meminta Ducati untuk lebih mengadopsi filosofi Yamaha terkait pengembangan motor MotoGP, terutama pada fokus perbaikan sasis. Karena lima kali juara dunia itu diterpa kesulitan dalam beradaptasi dengan Desmosedici GP17. 


Tiga balapan telah dilalui, dan hasil terbaik Lorenzo adalah finis kesembilan di Austin.Konsekunsinya , ia pun kini harus tercerer  di peringkat ke-13 dengan torehan 13 poin dalam klasemen sementara ,atau terpaut 17 poin di belakang rekan setim Andrea Dovizioso,tentu sulit untuk Lorenzo untuk naik ketiga besar klasemen, dimana posisinya diambil oleh Maverick Vinales, segala impian Ducati untuk merebut gelar kejuaraan di musim inipun terpaksa harus disimpan. Tapi  Lorenzo tetap optimis dan memberikan masukan ke timnya  dan  meyakini, bahwa Ducati harus memperbaiki desain sasis, dan bahkan mendesak pabrikan Italia ini agar melakukan perubahan prioritas.

“Yamaha dan Ducati adalah dua pabrikan yang sangat berbeda, dengan dua filosofi berbeda. Yamaha selalu terobsesi dengan sasis, dan itu memudahkan para pembalapnya,” kata  Lorenzo.
“Ducati, di sisi lain, memilih memproduksi mesin paling bertenaga dalam 10 tahun terakhir untuk dikelola dengan elektronik.
“Mungkin sekarang kami perlu untuk mengubah prioritas. Selain melanjutkan pengembangan mesin, juga mencoba tipe baru sasis agar lebih mudah menikung dan pembalap tidak kesulitan.”
Sejak debut di kelas premier pada 2003, Ducati baru mengoleksi satu gelar juara dunia bersama Casey Stoner. Musim lalu, mereka meraih dua kemenangan di Austria dan Sepang, lewat aksi Andrea Iannone dan Andrea Dovizioso.


Dua kemenangan pada 2016 tak pelak berkat penggunaan winglet, yang selain berfungsi anti-wheelie (agar roda depan tidak terangkat ketika keluar tikungan), juga membuat performa Desmosedici GP menjadi kompetitif.
Akan tetapi, winglet akhirnya resmi dilarang penggunaannya pada musim 2017. Ducati pun dibuat kerja keras untuk mencari fairing aerodinamika pengganti winglet. Saat tes pramusim lalu, tim bahkan meluncurkan desain anyar yang terbilang radikal yanga dijuluki "The Hammer Head" atau kepala martil karena bentuknya yang aneh.
Ditanya apakah kontrol wheelie merupakan masalah tertentu, Lorenzo menjawab: “Wheelie tidak banyak, tapi lebih pada kontak di bagian depan yang hampir di mana-mana.
“Kami kehilangan beberapa kontak dalam beberapa area, yang mana kami harus menutupinya dengan membuka gas. Kami sedikit kehilangan lebih dibandingkan pabrikan lain.
“Mereka memutuskan untuk mengubah regulasi. Jadi, kami harus menyesuaikan evolusi ini dengan regulasi.
“Begitu banyak akselerasi (di Austin), kami tidak punya tenaga yang sama di depan. Tapi itulah yang terjadi. Kami harus melupakannya dan bekerja untuk memperbaiki motor tanpa winglet.”

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.