Header Ads

Evolusi Motor Honda di MotoGP "The Power of Dream"

Semua pemerhati ajang balap motor paling bergengsi di dunia, MotoGP, pasti sudah tahu segudang prestasi yang berhasil ditoreh oleh Valentino Rossi dan yang paling fenomnal adalah   si Baby Alien, Marc Marquez. Mulai dari pebalap termuda yang memenangkan MotoGP, pebalap rookie pertama pemegang pole position terbanyak hingga rookie pertama yang memenangkan kelas intermediate dan kelas premier dan sudah menoreh 5 gelar juara dunia balap motor tiga diantaranya adalah di kelas premier.Tentu saja, raihan Marquez tersebut ditunjang oleh performa Honda RC213V yang begitu powerfull. 



Semua pencapaian Honda ini tentu tak semudah membalik telapak tangan. Pabrikan bentukan Soichiro Honda ini sudah menerapkan inovasi teknologi di dunia balap sejak lama. Dan hasil dari riset tersebut kini kerap diimplementasikan pada semua produk-produk andalannya.Paska Perang Dunia II, tepatnya pada 1949, FIM (Federation Internationale de Motorcylisme) dibentuk dan balapan Isle of Man TT seri perdana pun digelar di Pulau Isle of Man. Hingga pertengahan 50-an, seluruh seri World GP dilangsungkan secara ekslusif di belahan bumi Eropa. Pabrikan yang berlaga pun seluruhnya adalah produsen motor asal Eropa.Pada tahun 1959, Isle of Man TT menyaksikan untuk pertama kalinya kedatangan tim pabrikan dari Jepang dalam seri World GP. Tidak lain pabrikan itu adalah Honda. 
Untuk berlaga pada saat itu, Soichiro Honda mengirimkan empat buah motor Honda yang berkapasitas 125cc, Honda RC142. Meskipun hanya memiliki kapasitas mesin sebesar 124.6 cc, motor tersebut mampu memuntahkan power maksimal sebesar 18HP pada putaran mesin 13.000 RPM. Ditambah lagi, RC142 hanya memiliki berat kosong 87kg sehingga menjadikannya motor yang kompetitif dalam balapan tersebut.



Selain motor, Honda juga mengimpor empat pebalapnya, Naomi Taniguchi, Giichi Suzuki, Teisuke Tanaka dan Junzo Suzuki. Memang pada saat balapan tersebut Honda belum menang. Naomi Taniguchi finish di urutan ke 6, disusul oleh Giichi Suzuku dan Teisuke Tanaka di urutan 7 dan 8. Sedangkan Junzo Suzuki harus puas finish di urutan ke-11.Dengan partisipasinya di ajang tersebut, Honda berhasil membuka mata dunia bahwa mesin buatan Jepang yang sebelumnya tak diandalkan, ternyata mampu finish di posisi 10 besar. Ditambah lagi faktor pebalapnya yang masih muda-muda semua. Baru kisaran 20 tahunan waktu itu.Berbekal pengalaman dari WGP pertama-nya, Soichiro Honda bertekad untuk membangun motor yang lebih kompetitif. Pabrikan-pabrikan Eropa pun mulai mewaspadai kehadiran Honda yang mereka sebut "strange machines from the East"


Pada tahu 2009 yang lalu Honda mengadakan selebrasi 50th Anniversary World Championship Racing. Motor RC142 yang menandakan awal mula partisipasi Honda dalam perhelatan balap Internasional itu sukses direstorasi.Dan juga sang pembalap orisinalnya pun ikut diturunkan. Taniguchi yang saat itu sudah berusia 73 tahun nampak masih bisa mengendalikan motor RC142 dengan baik di Sirkuit Twin Ring Motegi. Ia tidak tampak ragu dalam membesut motor tersebut.Tahun demi tahun teknologi terus berkembang.Dan nama dari World Grand Prix terus berganti hingga menjadi MotoGP yang kita kenal sekarang. Motor Honda terus berevolusi, dari RC142 hingga RC213V. Soichiro Honda memang melakukan langkah tepat turun di ajang  World GP pada tahun 1959 yang lalu sehingga akhirnya Honda bisa mengalahkan sepedamotor  eropa yang akhirnya perlahan tidak kuat bersaing hanya Ducati yang mampu lakukan perlawanan walau harus jatuh bangun sedangkan Aprilia dan KTM  belum menunjukkan kekuatannya terhadap sepedamotor Jepang dikelas premier.Di musim 2017 ini akan disaksikan persaingan semua pabrikan siapa yang tercepat.Selama ini penantang berat Honda adalah Yamaha yang tidak lain adalah dari asal yang sama yaitu Jepang.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.